menu melayang

Rabu, 15 Desember 2021

Pelatihan dan Pendampingan Digitalisasi Desa Wisata



Semarang - Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Barenlitbangda) Kab. Semarang dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif dan mewujudkan kabupaten semarang sebagai kabupaten kreatif mengundang desa wisata yang sudah memiliki SK. Bupati, adapun desa wisata yang sudah ber SK Bupati sebanyak 55 desa wisata.

Dari 55 desa wisata setiap desa mengirim 2 orang perwakilan dari perwakilan tersebut yang datang ada dari kepala desa, pengurus bumdes dan pengelola desa wisata. Kegiatan yang dilaksanakan di gedung PIKK Tuntang Kab. Semarang dibuka pukul 10.00 WIB (Rabu 15 Desember 2021)

Era disrupsi secara sederhana merupakan fenomena dimana ketika masyarakat menggeser aktivitas yang pada mulanya dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya yang serba cepat dan instan. Bisa dikatakan bahwa era disrupsi adalah perubahan besar yang mengubah tatanan (Cristhensen : 1997).

Teknologi 4.0 adalah suatu keniscayaan yang sulit dibendung dan sudah merupakan tuntutan objektif. Analoginya, orang kini menggunakan telepon pintar dan memanfaatkan platform untuk berbagai kepentingan termasuk mencari produk wisata. 


Kita sekarang berada di 3 era distrupsi yaitu digital, milenial dan pandemi inti dari era distrubsi ini adalah digital dimana sekarang serba digital era digital ini diperluas oleh generasi milenial dan generasi Z banyak pakar ekonomi dunia bahwa 10 tahun kedepan atau 2030 akan masuk era digital tapi kenyataannya dalam 10 bulan terakhir semua sudah digital, era digital ini dipercepat karena ada pandemi sehingga prediksi era digital awal pada 2030 ternyata lebih cepat. Sekarang bukan eranya  yang besar mengalahkan yang kecil, yang kuat mengalahkan yang lemah, yang kaya mengalahkan yang miskin, Tapi sekarang yang lambat akan dikalahkan oleh yang cepat beradaptasi.


Pelatihan dan pendampingan digitalisasi desa wisata ini di pandu langsung oleh Ahlinya digital yaitu sdr Nurhamit, beliau mempraktekan langkah demi langkah sehingga 55 desa wisata yang mengikuti kegiatan ini jadi paham betapa mudahnya men digitalisasi desa wisata. Bahkan di sela - sela pelatihan ada dari beberapa desa yang akan mengundang secara khusus untuk scale up ekonomi desa lewat desa wisata. "terangnya"

 

 

 

 

 

Back to Top

Cari Artikel